Sabtu, 01 April 2017

KARENA CINTA, ENGKAU ADA

Bahwa keindahan cinta itu, lebih dari apa yang engkau tulis di dalam puisimu.

Bahkan seribu syair pujangga yang kau satukan dalam bukumu itu pun, belum mampu menuangkan keindahannya padamu.

Dan jangan pula engkau menganggap bahwa helaian warna pelangi di senja itu, sebagai jawaban keindahan seperti yang engkau bayangkan.

Apalagi bunga yang dari kuncup hingga dia merekah, bukanlah wajah cinta yang sesungguhnya, karena kelak ia kan terkulai layu menyembah keabadian sang waktu yang  menggilasnya.

Cinta itu bukan kata, yang teranyam hanya dari jalinan lima aksara. Hingga engkau begitu pongah saat mampu menuliskannya dengan tinta. Tapi dialah aksara itu, yang tanpa engkau tata, ia kan tetap ada dengan sejuta penafsirannya.

Cinta itu bukanlah syair punjangga yang berdesakan untuk kau ucapkan, tapi dialah yang mendesakmu untuk mencipta hingga berjuta-juta.

Cinta bukan pula helaian warna yang terajut indah menyejukkan mata,  tapi dia ada diantaranya, diantara warna dan mata yang melihatnya.

Cinta juga bukanlah bunga yang teriring bersama kecupannya, apalagi di terjemahkan sebagai lambang sempurna saat mengungkapkannya.
Karena dia tercipta jauh sebelum semua itu ada, sebelum bunga bersama kecupannya, sebelum engkau mengungkapkannya.

Pahamilah cinta, cukup dengan bahasa sederhana.

Bahwa engkau ada karenanya.
Bahwa karenanya semua tercipta.

Westport, 300317

Jumat, 24 Maret 2017

Azkaniora Syaquilla Zauza

Kuberi ia nama Azkaniora Syaquilla Zauza
Yang kupetik dari lembaran daun kaca, di rerimba maya.

Lengkung garis kening ibunya tiba-tiba menggeliat nyata, mengeriputkan ukiran pola tanda tanya tentang apa gerangan artinya.

Maka kujelaskan dari ejaan pertama pada huruf A, bahwasanya A manjadi awal dari deretan aksara yang akan dunia baca. Lalu huruf Z yang menjadi akhir dari deretan aksara itu, biarlah penjadi penutup sekaligus menjadi saksi bahwa dunia akan mengabadikan namanya. Itu saja.

"Itu saja....? 

"Ya, itu saja...!!

"Tidak cukupkah 7 buah huruf A dinamanya untuk bisa membuat ia di kenal didunia..?
Tunggulah, waktu akan menggiringnya dimana dunia telah siap dengan mahkota untuknya, percayalah...

Dan ingat, namanya adalah Azkaniora Syaquilla Zauza...

Westport, 24032017

Kamis, 23 Oktober 2014

Untuk para penguasa...

Janganlah, karena kini engkau telah menjadi raja, sehingga lupa untuk mengeja kata jelata...

Karena kelak, ketika runcingnya acungan telunjukmu menularkan titah, siapa lagi yang paling setia kalau bukan mereka...

Janganlah, karena kini engkau telah menjadi penguasa, sehingga lupa akan nada dari suara rakyat biasa...

Karena kelak, ketika tiba saatnya untuk kembali mendulang suara, siapa lagi yang akan rela membuang waktunya kalau bukan mereka...

Janganlah, karena kini engkau telah menjadi walikota, hingga musuh-musuh lama akan habis kau babat musnah...

Karena kelak ketika ia ternyata masih mampu untuk bernyawa, suaranya pun masih bisa membeli tenaga tenaga perkasa untuk membuatmu jera...

Janganlah karena kini engkau telah duduk di singgasana empuk negara, sehingga lupa cara berjalan diantara perumahan kumuh di pinggiran kota...

Karena kelak ketika itu kau buktikan dengan berlehaleha di dalam istana, maka siapa lagi yang akan mengepung pertapaanmu kalau bukan mereka...

Janganlah karena kini engkau telah menguasai banyaknya meja-meja di ruang sidang paripurna, sehingga dengan seenaknya meramu ribuan cara agar tuanmu kelak berkuasa di masa selanjutnya...

Karena kelak ketika itu semua itu menjadi nyata mereka saksikan di layar kaca, maka tunggulah datangnya hujan ludah yang telah mereka persiapkan semenjak engkau di sumpah...

Janganlah, karena kini engkau telah menjadi kaya raya, sehingga lupa akan arti dari kata miskin papa...

Karena kelak ketika roda kehidupan menjatuhkanmu kedalam lubang kesengsaraan dunia, maka engkau sudah faham akan makna dari tak punya apa-apa...

Janganlah, karena kini engkau telah dipuja oleh jutaan penikmat tayangan layar kaca, sehingga dengan seenaknya berulah tanpa tahu cara bersusila...

Karena kelak ketika engkau lupa bahwa sebenarnya puja itu bersifat sementara, maka semua sudah tak ada gunanya, yang lebih muda dan punya banyak cara sudah antri panjang diujung sana...

Janganlah karena kini engkau telah...

Janganlah karena kini engkau sudah..

Karena kelak ketika engkau...

Tunggulah saatnya...

Belawan, 201014

Sabtu, 18 Oktober 2014

Ingat tugasmu, katanya...

Dentang waktu kian merajam ruang tadah dengarku...
Mencabik daging kepulasan yang aku tumpuk di kedalaman tidur...

Sesaat, makian jarum jam menjulang tanpa ampun...
Merobek keranuman mimpi, memaksaku segera bangun...

Ingat tugasmu...!
Katanya....

Westport, 161014

Sabtu, 11 Oktober 2014

Senyum Zauza...

Di balik lembar kaca maya...
Lengkung garis senyumnya terukir sempurna...
Memanja, layaknya sesabit bulan di pertiga purnama...

Ah...
Rupa itu begitu perkasa membuatku lupa...
Bahwa lintang jarak masih membentang di depan mata...

(Senyum Zauza)

Belawan,111014

Jumat, 03 Oktober 2014

Engkau di kotak kaca kecilku..

Dari balik kotak kaca kecil yang ada dalam genggamanku, kulihat engkau tertawa riang diantara tumpukan mainanmu...

Bergerak lincah, tanpa pernah tahu bahwa ada seribu cara yang kapan saja bisa membuatmu terhenti, lalu menangis mengurai rengekan manjamu...

Bermainlah...

Dan terus lengkingkan derai tawa renyahmu di balik kaca kecilku, karena semua kerenyahan tawamu itu, mampu menguapkan butiran peluh yang tercucur diantara penatku...

Tetap lincah ya sayang...

Abaikan ketakutanmu, karena seribu cara yang ingin membuatmu berhenti hanya untuk menangis itu, adalah bagian dari pelajaran hidupmu...

Kelak nanti, engkau akan faham dan mengerti...

Belawan, 041014

Minggu, 28 September 2014

Overtime, mungkin = menjilati kebaikan...

Jika engkau masih menganggap bahwa derasnya aliran keringat yang kuperas di waktu senggangku, adalah caraku untuk menjilati kebaikan darinya, maka engkau sudah terlalu jauh mengayuh roda prasangka buruk terhadapku...

Bukankah genangan keringat yang mungkin sebentar lagi akan menenggelamkan kepala kita ini, adalah hasil dari perasan kita bersama di waktu yang sama....?

Tidakkah kau ingat, bahwa hanya dengan cara ini sehingga pundi pundi rejeki kita bisa tertawa...

Dan hanya dengan cara ini sehingga nyawa kita bisa terikat pada tiang semangat yang sama...

Atukah kini engkau telah lupa hanya karena buaian khayal dari lembaran rupiah yang mungkin belum tentu akan kita terima...?

Sadarlah kawan, bahwa aliran keringat di waktu senggang ini adalah hasil dari perasan kita bersama di waktu yang sama...

Hingga jika ini adalah caraku untuk menjilati kebaikan darinya, maka mungkin engkau pun sama...

( overtime )

Belawan, 290914